detakhukum.id, Bogor – Bupati Bogor Rudy Susmanto akan optimalkan Penanganan Sampah dan Kolaborasi Pengelolaan TPA Galuga menjadi pengelolaan berbasis sanitary landfill dan teknologi yang lebih modern bersama Pemerintah Kota Bogor, hal ini disampaikan Bupati saat melaksanakan kegiatan BBGRM di Kecamatan Citeureup pada Kamis (22/5/2025)
Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Pemerintah Kota Bogor telah bersepakat untuk menyusun konsep bersama pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan. Saat ini kita sedang menyusun konsep teknis bersama untuk mengubah sistem open dumping di Galuga menjadi pengelolaan berbasis sanitary landfill dan teknologi yang lebih modern.
Tidak hanya mengarah pada konsep waste to energy semata, tetapi fokus pada solusi yang ramah lingkungan dan berorientasi jangka panjang, serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, ujar Rudy Susmanto.
Selanjutnya kata Rudy, ini momentum kita merajut kebersamaan untuk menata wilayah, menata kota, dan membangun harmoni sosial di tengah masyarakat, penanganan sampah dan lingkungan dapat dilakukan dengan menggaungkan kembali budaya gotong royong di masyarakat, yang hari ini dilaksanakan secara serentak di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor
Rudy Susmanto mengapresiasi inisiatif masyarakat dalam melakukan perubahan signifikan di Pasar Citeureup. Menurutnya, perubahan ini dimulai dari kesadaran kolektif warga dan para pedagang yang aktif membersihkan lingkungan dan menata area pasar.
“Penataan ini bukan karena intervensi pemerintah, tetapi lahir dari semangat masyarakat yang ingin perubahan. Kami, pemerintah, hanya mendampingi dan memfasilitasi,” ungkapnya.
Sejumlah langkah penataan juga dilakukan, seperti relokasi PKL terutama di wilayah Kecamatan Citeureup dalam area pasar yang difasilitasi oleh Perumda Pasar Tohaga serta pembukaan akses jalan yang sebelumnya tertutup pedagang. Ke depan, aset ruko milik Pemkab Bogor akan disulap menjadi shelter angkutan umum dan sentra kuliner untuk mendukung UMKM lokal.
Sebagai bagian dari penataan kawasan, Pemkab Bogor akan merevitalisasi bangunan Ruko yang semula bernama Ruko Indah, dan rencananya akan diubah menjadi Ruko Pangeran Sake berdasarkan aspirasi masyarakat.
Selain itu, pemerintah sedang mengkaji pemasangan ornamen ikonik di Simpang Tiga Citeureup guna memperlancar arus lalu lintas dan mencegah kendaraan umum berhenti sembarangan (ngetem). Kita ingin pembangunan wilayah ini berangkat dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Ini bentuk partisipatif yang kami jaga dan dukung, ujarnya. (Spd)